Meningitis meningokokus disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitis. Bakteri ini hanya menginfeksi manusia dengan cara penularannya melalui droplet pernapasan atau sekresi tenggorokan (saliva) dari pembawa (carrier) seperti merokok, kontak dekat dan kontak berkepanjangan (berciuman, bersin, batuk atau tinggal di dekat dengan pembawa).
Penyakit ini sangat mudah menular pada saat berkumpul orang banyak (ibadah haji, jambore, dll). Adapun gejala dari penyakit Meningitis meningokokus seperti:
-Sakit kepala hebat
-Demam
-Mual
-Muntah
-Fotofobia
-Kaku duduk
-Tanda gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, dapat disertai kejang
Pelaku perjalanan dalam jumlah besar (seperti perjalanan ke negara terjangkit) berperan penting dalam penyebaran penyakit. Wabah di Mekkah pada tahun 1987 saat periode akhir ibadah haji menyebabkan banyak jemaah haji terjangkit.
Meningitis meningokokus dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi beban penyakit yang tertinggi terdapat di daerah meningitis di wilayah Sub Sahara Afrika, yang membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur. Sekitar 30.000 kasus masih dilaporkan setiap tahun dari wilayah tersebut.
Diagnosis awal meningitis meningokokus dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan (melihat tanda dan gejala) diikuti oleh pungsi lumbal (pengambilan sampel cairan serebrospinal di bagian punggung bawah pada area lumbar, cairan ini kemudian diperiksa di lab).
Berikut ini beberapa cara untuk melakukan pencegahan penyakit meningitis meningokokus,
-Vaksinasi Meningitis meningokokus dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan, Klinik, atau Rumah Sakit yang menyelenggarakan layanan vaksin internasional.
-Vaksin meningitis diwajibkan bagi calon jemaah haji yang akan melakukan ibadah haji di Arab Saudi. selain itu wisatawan yang akan berkunjung ke Negara endemis Meningitis meningokokus perlu melakukan vaksinasi.
-Vaksinasi dilakukan 7-10 hari sebelum melakukan perjalanan.
-Kemoprofilaksis harus segera diberikan idealnya dalam 24 jam setelah kasus diketahui untuk mencegah adanya kasus sekunder.
-Komunikasi risiko dilakukan melalui pemberian informasi penting tentang penyakit Meningitis meningokokus khususnya kepada mereka yang memiliki faktor risiko.
Fakta yang terjadi, meningitis meningokokus merupakan penyakit infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menjadi terkenal sejak adanya epidemi yang terjadi pada jemaah haji atau orang yang kontak dengan jemaah haji.
Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menyebutkan terjadi epidemi penyakit meningokokus yang berasal dari Saudi Arabia selama penyelenggaraan haji pada Maret 2000 dengan 304 kasus.
Wabah meningitis terbesar dalam sejarah dunia dicatat WHO terjadi pada 1996-1997 yang menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian.
Sementara itu bila tidak ditangani dengan tepat, 50% meningitis meningokokus akan berakhir dengan kematian dan 5-10% kasus dapat berakibat fatal meskipun telah diterapi dengan tepat.***
*Sumber: kemenkes.go.id